Salam, semuanya!
Topik bahasan kali ini adalah
ideologi bangsa yang merupakan dasar negara Indonesia. Ya, pancasila.
Pancasila sendiri merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila juga
berarti dasar dalam mengatur pemerintahan negara Indonesia yang mengutamakan
semua komponen di seluruh wilayah Indonesia.
Kali ini, saya akan membahas
beberapa hal: tiga kategori nilai-nilai pancasila, sebuah studi kasus mengenai
permasalahan yang sempat menjadi sorotan masyarakat Indonesia, juga tentang
kesenjangan dan pencapaian dari pancasila itu sendiri.
Yang pertama: tiga kategori nilai-nilai pancasila. Pancasila
merupakan ideologi terbuka, yang maksudnya pancasila sebagai pedoman atau acuan
dalam menjalankan berbagai kegiatan di segala bidang tanpa bersifat memaksa,
melainkan digali dari kekayaan moral dan budaya masyarakatnya. Oleh sebab itu,
pancasila memiliki tiga tatanan nilai, yaitu:
1.
Nilai Dasar
Disebut juga sebagai nilai ideal, artinya sila-sila dalam pancasila
bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta
nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar berkaitan dengan kelima sila
pancasila: Ketuhanan yang Maha Esa; Kemanusiaan yang Adil dan Beradab;
Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan; Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
2.
Nilai Instrumental
Artinya pancasila dapat dijabarkan lebih lanjut secara kreatif dan dinamis
sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan catatan,
nilai-nilai penjabarannya tidak bertentangan dengan pancasila. Perwujudan nilai
instrumental pada umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional, mulai
dari Undang-Undang Dasar sampai ke Peraturan Daerah.
3.
Nilai Praksis/Praktis
Artinya pancasila dapat diterapkan secara riil dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai praksis pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan
perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi
masyarakat. Hal tersebut karena pancasila merupakan ideologi terbuka.
Berbagai program dan kebijakan pemerintah
Indonesia tidak lain adalah upaya perwujudan dari nilai-nilai Pancasila.
Seperti program kesehatan BPJS, beasiswa pendidikan dan penelitian,
mengekspresikan nilai kebudayaan dan keagamaan, dan lain sebagainya. Namun,
pada praktiknya masih terjadi kesenjangan antara realita di masyarakat dengan
nilai yang ingin dicapai.
Menurut saya, demi mencapai maksimalnya perwujudan nilai-nilai pancasila,
seluruh anggota bagian masyarakat—tanpa terkecuali—harus turut serta mendukung
perwujudan tersebut. Tentu saja hal ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya
partisipasi masyarakat. Kesenjangan dapat dihindari apabila setiap individu
sudah memahami makna pancasila itu sendiri. Penerapan kurang optimal juga kerap
terjadi sebab kurangnya pemerataan. Hal ini menjadi tugas pemerintah dan
pemangku kepentingan untuk menjaga dan memastikan apa yang diupayakan sebagai
perwujudan pancasila dapat menyentuh setiap lapisan masyarakat tanpa harus
dipersulit. Karena pada dasarnya, setiap warga negara berhak mendapatkan
keadilan dan hak yang sama.
Kesenjangan dapat terjadi dalam berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, budaya,
maupun politik. Namun yang sering ditemukan dalam masyarakat adalah kesenjangan
ekonomi. Kesenjangan ekonomi sendiri dapat menimbulkan kesenjangan sosial
sebagai dampak lanjut. Di Indonesia sendiri, kesenjangan ekonomi menjadi tugas
utama para pemimpin negara sebab hal ini tentunya akan berdampak bagi masa
depan bangsa.
Seperti yang diucapkan oleh Faisal Basri yang dilansir oleh
republika.co.id, beliau mengungkapkan pernyataan Prof. Peter Edelman dari
Universitas George Town, Amerika Serikat bahwa satu-satunya cara mengatasi
kesenjangan ekonomi dan meningkatkan pendapatan orang miskin adalah dengan
menstabilkan jumlah penduduk kelas menengah, dan melindungi demokrasi adalah
dengan mengharuskan orang kaya membayar lebih ongkos pemerintahan di sebuah
negara yang kontribusinya mengalir pada para penduduk miskin.
Sayangnya, lanjut Bung Faisal, pancasila sejak proklamasi kemerdekaan tidak
pernah dijadikan pedoman utama dalam strategi pembangunan nasional, kecuali
dalam kata, tidak dalam perbuatan.
Namun sebenarnya, pancasila sendiri sudah berhasil diwujudkan dalam
berbagai hal. Contohnya, dalam sila pertama—Ketuhanan yang Maha Esa—warga negara
Indonesia berhak memilih kepercayaannya tanpa ada paksaan. Setiap orang boleh
menganut agama tertentu tanpa harus mengikuti agama yang dominan, atau
mengikuti pemimpin yang berkuasa. Itu semua tergantung pada pilihan
masing-masing.
Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Setiap manusia memiliki rasa
simpati yang berujung pada empati. Indonesia digadang-gadang sebagai negara
paling ramah di dunia. Hal ini juga dapat dilihat dari masyarakat Indonesia
yang bahu membahu dalam mengatasi situasi darurat seperti bencana alam.
Tentunya, sila-sila selanjutnya juga mengandung makna yang sudah diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai praksis pancasila. Bisakah kamu
menemukannya di lingkungan sekitarmu?[]
